Minggu, 05 September 2010

PENCEGAHAN, PENANGGULANGAN, PENGENDALIAN DAN PEMANFAATAN NYMPHAEA

1.      Pencehan
Keberhasilan program pengendalian dan pengelolaan gulma tergantung pada spesies, kemampuan penyebaran dan usaha yang diterapkan. Biasanya memerlukan tindakan yang tepat dalam menerapkan pemberlakuan dan penegakan hukum dan peraturan uang tepat. Pelaksanaan undang-undang karantina yang tepat untuk pengelolaan gulma air yang efektif.
Upaya untuk mencegah blooming tumbuhan air dengan cara melindung vegetasi lahan basah di sekitar berairan sebagai barier  untuk mengendapkan bahan organik dan meyerap unsure hara seperti N dan P sebagai pembatas. Penentuan dan praktek pengelolaan terbaik adalah tergantung dari teknik dan langkah-langkah structural yang digunakan pada kondisi tertentu untuk meningkatkan kualitas limpasan non-point dengan biaya dan cara yang efektif. Praktek terbaik adalah mengelola sumber yang dianggap sebagai ancaman secara integritas dan multi sektoral.
Upaya pengelolaan metode tidak langsung mencegah terjadinya terjadinya pertumbuhan gulma yang tak terkendali dengan cara memanipulasi faktor lingkungan tertentu. Pendekatan ini memerlukan pengetahuan tentang hubungan spesies dan komunitas gulma yang menyebabkan permasalahan, tingkat perbedaan faktor yang dimanipulasi, dan bagaimana pengaruhnya terhadap komponen dari ekosistem. faktor penting lain adalah mempertimbangkan  holocoenotic dari ekosistem, ketika merancang prosedur pengelolaan sehingga pada akhirnya faktor penentu pemantauan perubahan yang terjadi tidak hanya pada vegetasi, tetapi juga komponen kritis yang sangat sensitive dari system sehingga prosedur manipulasi di atur dengan baik. Salah satu dinataranya adalah membentuk dasar praktek pertanian yang ramah lingkungan dengan cara penggunaan pupuk yang lebih efisien, pengelolaan lahan disekitar ekosistem serti menajemn hutan.
2.      Penaggulangan dan Pengendalian
Penanggulangan dan pengendalian gulma air dengan pendekatan terpadu yang melibatkan manipulasi beberapa faktor lingkungan, dengan pendekatan metode konvensional. Penggunaakan metode yang diterpkan tergantung pada informasi tentang respon komponen biotik dari system untuk faktor lingkungan lain dan keterkaitannya dengan semua faktor musim dalam satu tahun. Sayangnya pada kebanyakan kasus masih jauh dari kesadaran.  Metode-metode konvensional yang biasa digunakan dalam pengendalian dan penanggulangan diantaranya adalah :
·         Kimiawi
Pengendalian secara kimia pada umumnya menggunakan bahan kimia seperti herbisida (glyphosate) terutama terhadap gulma yang mengambang. Namun aplikasi penggunaan herbisida ini akan berdapak terhadap pendangkalan ekosistem karena bangkai gulma akan di endapkan di dasar perairan. Setelah penggunaan herbisida perlu ada pemanenan untuk menekan damapak yang lebih besar. Selain itu jika dosisnya lebih tinggi ada permasalahan lain seperti pencemaran.
·         Kultural
Konsep kultural sangat berkaitan dengan kesadaran masyarakat lokal terkait dengan dampak gulma air terhadap keberlanjutan dan keseimbangan ekosistem, sehingga ada upaya untuk dapat pengendalian. Untuk menciptakan kesadaran masyarakat lokal maka perlua adanya komunikasi dan pendidikan tentang potensi ancaman dan dampak yang harus di hindari, pendidikan dan pendekatan publik juga bisa menjadi sebuah strategi yang efektif dalam pengendalian gulma air. Metode ini di terpkan dalam beberapa aplikasi diantaranya adalah :
1)      Pengahalang bawah juga dikenal sebagai layar bawah dapat di terapkan untuk menutupi gangguan vegetasi perairan. Teknik ini hanya berlaku untuk kontrol lokal dan pada daerah yang relative kecil. Namun dari beberapa laporan menyebutkan keberhasilan dari metode ini tidak konsisten.
2)      Mengeruk berdasarkan  kebiasaan lily putih hanya tumbuh pada daerah dangkal sehingga upaya pengontrolan dengan cara mengeruk untuk memperdalam danau sehingga tidak memungkinkan pertumbuhannya. Namun metode ini terbentur dengan biaya yang tinggi.
·         Manual dan Mekanik
Praktek tradisionaluntuk mengontrol gulma air secara manual kurang memadai. Hal ini disebabkan karena kesulitan dalam menetapakn standarisasi operasi kerja dari berbagai biomassa dan efisiensi dalam hal ouput kerja mengakibatkan biyaya yang bervariasi untuk merapkan metode ini dari satu daerah ke daerah lainnya. Pengendalian secara mekanik dapat dilakukan dengan pemotongan dan pemanenan, namun dengan cara memotong kemudian harus dikeluarkan dari perairan. Dalam kedua metode ini akan menciptakan perairan lebih terbuka. Akan tetapi tumbuhan air terutama nymphaea tumbuh pada daerah perairan dangkal dengan cepat, sehingga dalam setahun perlu dilakukan beberapa kali. Ada salah satu metode rotitiling pada kolom air dapat mengendalikan pertumbuhan nymphaea, namun penggunaan metode ini membutuhkan biaya yang tinggi.
Penanggulangan secara fisik merupakan metode yang paling tua diterapkan secara umum di seluruh dunia, dengan metode ini bebas dari residu masalah pencemaran. metode fisik ini terdiri dari upaya manual yang meliputi : Pengerukan di legkapi dengan alat pengeruk, namun proses ini meninggalkan banyak lumpur dan prosesnya lambat, Pengeringan, menyiangi, mengikat, membakar, memotong, memotong dan memanen
·         Biokontrol
Pada umumnya pengendalian secara biologi yaitu dengan mengunakan bioindikator yang dapat mengkonsumsi nymphaea diantaranya adalah serangga seperti kutu daun  dan ikan mas jenis triplod. Berdasarkan ekperimen yang dilakuakan oleh universitas Washington dengan menggunakan peran dari ikan mas dapat mengendaliakan pertumbuhan dari bunga lyli putih (nymphaea). Sehingga dengan hasil ini mereka dapat merekomendasikan pengelolaan nymphaea secara efektif dengan menggunakan ikan mas. Hingga saat ini kontrol biologi yang efektif selain dengan menggunakan ikan mas, akan tetapi kekumngkian jenis ikan lain yang lebih efektif dibandingkan dengan ikan mas.
3.      Pemanfaatan

Nymphaea sering dimanfaatkan sebagai pakan ternak, tanaman hias, dan bahan farmasi sehingga beberpa Negara seprti Turky berusaha untuk mengembangbiakkan nymphaea karena beberapa tahun terakhir mengalami penurunan akibat dari urbanisasi dan industrialisasi yang mengancam habitatnya. Sehingga ada upaya untuk mengembangbiakan dengan cara vegetative melalui rhizome, agar dapat menghasilkan pertumbuhan populasi yang seragam. Selain itu perkembangbiakan melalui biji juga sangat penting untuk menjaga keragaman genetic, melestarikan spesies  dengan cara yang efektif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar