1.
Pencehan
Keberhasilan program pengendalian dan pengelolaan gulma
tergantung pada spesies, kemampuan penyebaran dan usaha yang diterapkan.
Biasanya memerlukan tindakan yang tepat dalam menerapkan pemberlakuan dan penegakan
hukum dan peraturan uang tepat. Pelaksanaan undang-undang karantina yang tepat
untuk pengelolaan gulma air yang efektif.
Upaya untuk mencegah blooming tumbuhan air dengan cara
melindung vegetasi lahan basah di sekitar berairan sebagai barier untuk mengendapkan bahan organik dan meyerap
unsure hara seperti N dan P sebagai pembatas. Penentuan dan praktek pengelolaan
terbaik adalah tergantung dari teknik dan langkah-langkah structural yang
digunakan pada kondisi tertentu untuk meningkatkan kualitas limpasan non-point
dengan biaya dan cara yang efektif. Praktek terbaik adalah mengelola sumber
yang dianggap sebagai ancaman secara integritas dan multi sektoral.
Upaya pengelolaan metode tidak langsung mencegah terjadinya
terjadinya pertumbuhan gulma yang tak terkendali dengan cara memanipulasi
faktor lingkungan tertentu. Pendekatan ini memerlukan pengetahuan tentang
hubungan spesies dan komunitas gulma yang menyebabkan permasalahan, tingkat
perbedaan faktor yang dimanipulasi, dan bagaimana pengaruhnya terhadap komponen
dari ekosistem. faktor penting lain adalah mempertimbangkan holocoenotic dari ekosistem, ketika merancang
prosedur pengelolaan sehingga pada akhirnya faktor penentu pemantauan perubahan
yang terjadi tidak hanya pada vegetasi, tetapi juga komponen kritis yang sangat
sensitive dari system sehingga prosedur manipulasi di atur dengan baik. Salah
satu dinataranya adalah membentuk dasar praktek pertanian yang ramah lingkungan
dengan cara penggunaan pupuk yang lebih efisien, pengelolaan lahan disekitar
ekosistem serti menajemn hutan.
2.
Penaggulangan dan Pengendalian
Penanggulangan dan pengendalian gulma air dengan pendekatan
terpadu yang melibatkan manipulasi beberapa faktor lingkungan, dengan
pendekatan metode konvensional. Penggunaakan metode yang diterpkan tergantung
pada informasi tentang respon komponen biotik dari system untuk faktor
lingkungan lain dan keterkaitannya dengan semua faktor musim dalam satu tahun.
Sayangnya pada kebanyakan kasus masih jauh dari kesadaran. Metode-metode konvensional yang biasa
digunakan dalam pengendalian dan penanggulangan diantaranya adalah :
·
Kimiawi
Pengendalian secara
kimia pada umumnya menggunakan bahan kimia seperti herbisida (glyphosate)
terutama terhadap gulma yang mengambang. Namun aplikasi penggunaan herbisida
ini akan berdapak terhadap pendangkalan ekosistem karena bangkai gulma akan di
endapkan di dasar perairan. Setelah penggunaan herbisida perlu ada pemanenan untuk menekan damapak yang lebih besar. Selain itu jika
dosisnya lebih tinggi ada permasalahan lain seperti pencemaran.
·
Kultural
Konsep kultural sangat
berkaitan dengan kesadaran masyarakat lokal terkait dengan dampak gulma air
terhadap keberlanjutan dan keseimbangan ekosistem, sehingga ada upaya untuk
dapat pengendalian. Untuk menciptakan kesadaran masyarakat lokal maka perlua
adanya komunikasi dan pendidikan tentang potensi ancaman dan dampak yang harus
di hindari, pendidikan dan pendekatan publik juga bisa menjadi sebuah strategi
yang efektif dalam pengendalian gulma air. Metode ini di terpkan dalam beberapa
aplikasi diantaranya adalah :
1) Pengahalang
bawah juga dikenal sebagai layar bawah dapat di terapkan untuk menutupi
gangguan vegetasi perairan. Teknik ini hanya berlaku untuk kontrol lokal dan pada
daerah yang relative kecil. Namun dari beberapa laporan menyebutkan
keberhasilan dari metode ini tidak konsisten.
2) Mengeruk
berdasarkan kebiasaan lily putih hanya tumbuh
pada daerah dangkal sehingga upaya pengontrolan dengan cara mengeruk untuk
memperdalam danau sehingga tidak memungkinkan pertumbuhannya. Namun metode ini
terbentur dengan biaya yang tinggi.
·
Manual
dan Mekanik
Praktek
tradisionaluntuk mengontrol gulma air secara manual kurang memadai. Hal ini
disebabkan karena kesulitan dalam menetapakn standarisasi operasi kerja dari
berbagai biomassa dan efisiensi dalam hal ouput kerja mengakibatkan biyaya yang
bervariasi untuk merapkan metode ini dari satu daerah ke daerah lainnya. Pengendalian
secara mekanik dapat dilakukan dengan pemotongan dan pemanenan, namun dengan
cara memotong kemudian harus dikeluarkan dari perairan. Dalam kedua metode ini
akan menciptakan perairan lebih terbuka. Akan tetapi tumbuhan air terutama
nymphaea tumbuh pada daerah perairan dangkal dengan cepat, sehingga dalam
setahun perlu dilakukan beberapa kali. Ada salah satu metode rotitiling pada
kolom air dapat mengendalikan pertumbuhan nymphaea, namun penggunaan metode ini
membutuhkan biaya yang tinggi.
Penanggulangan secara
fisik merupakan metode yang paling tua diterapkan secara umum di seluruh dunia,
dengan metode ini bebas dari residu masalah pencemaran. metode fisik ini
terdiri dari upaya manual yang meliputi : Pengerukan di legkapi dengan alat
pengeruk, namun proses ini meninggalkan banyak lumpur dan prosesnya lambat, Pengeringan,
menyiangi, mengikat, membakar, memotong, memotong dan memanen
·
Biokontrol
Pada umumnya
pengendalian secara biologi yaitu dengan mengunakan bioindikator yang dapat
mengkonsumsi nymphaea diantaranya adalah serangga seperti kutu daun dan ikan mas jenis triplod. Berdasarkan
ekperimen yang dilakuakan oleh universitas Washington dengan menggunakan peran
dari ikan mas dapat mengendaliakan pertumbuhan dari bunga lyli putih
(nymphaea). Sehingga dengan hasil ini mereka dapat merekomendasikan pengelolaan
nymphaea secara efektif dengan menggunakan ikan mas. Hingga saat ini kontrol
biologi yang efektif selain dengan menggunakan ikan mas, akan tetapi
kekumngkian jenis ikan lain yang lebih efektif dibandingkan dengan ikan mas.
3.
Pemanfaatan
Nymphaea sering dimanfaatkan sebagai pakan ternak, tanaman
hias, dan bahan farmasi sehingga beberpa Negara seprti Turky berusaha untuk
mengembangbiakkan nymphaea karena beberapa tahun terakhir mengalami penurunan
akibat dari urbanisasi dan industrialisasi yang mengancam habitatnya. Sehingga
ada upaya untuk mengembangbiakan dengan cara vegetative melalui rhizome, agar
dapat menghasilkan pertumbuhan populasi yang seragam. Selain itu
perkembangbiakan melalui biji juga sangat penting untuk menjaga keragaman genetic,
melestarikan spesies dengan cara yang
efektif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar